Tuesday, May 10, 2011

Dehidrasi, Mood Dan Urine

Banyak masyarakat yang kurang tertarik minum air putih karena tidak menyukai rasanya. Namun minuman yang mengandung bahan diuretika alami semacam kafein atau alkohol lebih banyak dipilih untuk mengatasi haus. Padahal minuman berbahan uretika membuat seseorang sering berkemih yang notabene mengurangi cairan tubuh.

Keluhan fisik terjadinya dehidrasi adalah sakit kepala dan munculnya rasa haus seperti mulut kering dan lengket, rasa mengantuk dan lelah, cairan urine sedikit, air mata kurang cenderung kering, otot lemah serta silau saat melihat sinar.

Namun gejala dehidrasi akut misalnya munculnya rasa haus berat, sangat ngantuk dan bingung, tidak berkeringat, urine sedikit (bahkan tidak ada) dan berwarna kuning gelap, mata cekung, menggigil dan kulit kering, elastisitas hilang, tekanan darah rendah, nadi cepat,panas serta kesadaran menurun. Maka disarankan mengkonsumsi air putih 8-10 gelas atau 2,5 liter sehari.

Pakar hidrasi Profesor Lawrence E Armstrong PhD FACSM dari Departement of Kinesiology and Nutritional Sciences, University of Connecticut, bersama Harris R Lieberman PhD seorang pakar neuro-cognition, pada 2010.

Hasil penelitian pertama, dilakukan pada pria yang mengkibatkan kesulitan berkonsentrasi dan mengingat, lelah serta tegang.

Hasi penelitian kedua, dilakukan pada wanita yang mengakibatkan lelah, mudah marah, bingung, mengantuk, hilang konsentrasi, pusing, dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas.

Jika mulai mengalami gejala dehidrasi, mereka segera melakukan terapi air putih 2-3 gelas dan tunggu 20 menit, setelah itu biasanya keluhannya hilang. Air putih yang baik dan aman untuk diminum harus mengandung mineral yang berguna untuk kerja organ tubuh, misalnya kalsium, magnesium, natrium, fluoride, silika dan zinc dalam jumlah cukup. Mineral berperan sebagai substrat dalam reaksi tubuh.

Tanpa mineral yang cukup, tubuh tidak berfungsi optimal. Di samping itu, air putih juga harus bebas dari mikroba patogen serta jernih, bening, tidak berwarna, tidak berbau dan mengandung pH 6-8,5 (syarat Departemen Kesehatan).

Tabel warna urine (Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia)

Tingkat 1-3 merupakan warna jernih, yang digolongkan aman sebab itu berarti kebutuhan air di tubuh masih tercukupi.

Tingkat 4-6 warnanya sudah mulai kekuningan. Masuk pada tingkat menengah yang berarti sudah mulai mengalami dehidrasi ringan dan harus waspada.

Tingkat 7-8 warna urine sudah menjadi oranye pekat hingga kecoklatan. Ini merupakan tingkatan terburuk yang menandakan tubuh sangat memerlukan asupan cairan yang cukup untuk kembali memulihkan metabolisme.

Namun warna urine bisa juga menjadi pekat bila mengkonsumsi obat-obatan seperti vitamin B komplek atau multivitamin.

referensi : Jawa Pos, Minggu, 13 Maret 2011

No comments:

Baca Juga Yang Ini: