Sunday, May 22, 2011

Beser Bukan Selalu Penyakit

Menurut dr Gatut Hardianto SpOG(K), seseorang dikatakan beser bila ada peningkatan frekuensi berkemih (kebelet, tak tertahankan). Akibatnya, waktu tidur terganggu atau ada kalanya sampai ngompol.

Beser dikatakan normal bila penyebabnya terlalu banyak minum air putih, cuaca dingin, terlalu banyak minum kopi, teh, bir, dan alkohol. Kelompok cairan tersebut merangsang keinginan berkemih (mengandung diuretik). Khusus lansia, beser karena kelemahan otot-otot dasar panggul.

Beser yang tidak normal bila penyebabnya konsumsi obat-obatan yang merangsang berkemih. Diantaranya, obat hipertensi, anti bengkak, dan batu ginjal. Ada pula penyakit yang gejalanya mirip beser seperti diabetes melitus, infeksi/batu saluran kemih, stroke, kerusakan saraf tulang belakang bagian bawah, stres psikis dan konstipasi (sulit buang air besar). Untuk memastikan periksalah ke dokter.

Beser bila dalam 24 jam evaluasi jumlah berkemih (dengan kebelet) lebih dari 8 kali/24 jam. Terbangun untuk BAK malam hari lebih dari sekali setiap malam (3 hari berturut-turut). Tanpa atau disertai ngompol. Tidak dapat menahan kencing.

Tip dari saya sebagai penulis yaitu sebaiknya jangan minum yang dingin ke yang panas begitupun sebaliknya (pengalaman pribadi).

Sumber: Jawa Pos, Sabtu, 9 April 2011

Tuesday, May 10, 2011

Dehidrasi, Mood Dan Urine

Banyak masyarakat yang kurang tertarik minum air putih karena tidak menyukai rasanya. Namun minuman yang mengandung bahan diuretika alami semacam kafein atau alkohol lebih banyak dipilih untuk mengatasi haus. Padahal minuman berbahan uretika membuat seseorang sering berkemih yang notabene mengurangi cairan tubuh.

Keluhan fisik terjadinya dehidrasi adalah sakit kepala dan munculnya rasa haus seperti mulut kering dan lengket, rasa mengantuk dan lelah, cairan urine sedikit, air mata kurang cenderung kering, otot lemah serta silau saat melihat sinar.

Namun gejala dehidrasi akut misalnya munculnya rasa haus berat, sangat ngantuk dan bingung, tidak berkeringat, urine sedikit (bahkan tidak ada) dan berwarna kuning gelap, mata cekung, menggigil dan kulit kering, elastisitas hilang, tekanan darah rendah, nadi cepat,panas serta kesadaran menurun. Maka disarankan mengkonsumsi air putih 8-10 gelas atau 2,5 liter sehari.

Pakar hidrasi Profesor Lawrence E Armstrong PhD FACSM dari Departement of Kinesiology and Nutritional Sciences, University of Connecticut, bersama Harris R Lieberman PhD seorang pakar neuro-cognition, pada 2010.

Hasil penelitian pertama, dilakukan pada pria yang mengkibatkan kesulitan berkonsentrasi dan mengingat, lelah serta tegang.

Hasi penelitian kedua, dilakukan pada wanita yang mengakibatkan lelah, mudah marah, bingung, mengantuk, hilang konsentrasi, pusing, dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas.

Jika mulai mengalami gejala dehidrasi, mereka segera melakukan terapi air putih 2-3 gelas dan tunggu 20 menit, setelah itu biasanya keluhannya hilang. Air putih yang baik dan aman untuk diminum harus mengandung mineral yang berguna untuk kerja organ tubuh, misalnya kalsium, magnesium, natrium, fluoride, silika dan zinc dalam jumlah cukup. Mineral berperan sebagai substrat dalam reaksi tubuh.

Tanpa mineral yang cukup, tubuh tidak berfungsi optimal. Di samping itu, air putih juga harus bebas dari mikroba patogen serta jernih, bening, tidak berwarna, tidak berbau dan mengandung pH 6-8,5 (syarat Departemen Kesehatan).

Tabel warna urine (Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia)

Tingkat 1-3 merupakan warna jernih, yang digolongkan aman sebab itu berarti kebutuhan air di tubuh masih tercukupi.

Tingkat 4-6 warnanya sudah mulai kekuningan. Masuk pada tingkat menengah yang berarti sudah mulai mengalami dehidrasi ringan dan harus waspada.

Tingkat 7-8 warna urine sudah menjadi oranye pekat hingga kecoklatan. Ini merupakan tingkatan terburuk yang menandakan tubuh sangat memerlukan asupan cairan yang cukup untuk kembali memulihkan metabolisme.

Namun warna urine bisa juga menjadi pekat bila mengkonsumsi obat-obatan seperti vitamin B komplek atau multivitamin.

referensi : Jawa Pos, Minggu, 13 Maret 2011

Saturday, May 07, 2011

Bijak Gunakan Antibiotik

Resep antibiotik kembali diresepkan setiap anak batuk pilek demam. namun ternyata hanya common cold yang pada anak disebabkan virus bukannya infeksi.

Penggunaan antibiotik yang tidak rasional makin meresahkan. Karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengangkat tema “Use Antibiotics Rationally” dalam peringatan Hari Kesehatan Dunia ke-60 pada 7 April 2011.

Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh bakteri yang dapat menghambat atau membunuh bakteri jenis lain.

Perlu di ingat bahwa antibiotik tidak berguna untuk penyakit yang disebabkan oleh virus (Purnamawati S Pujiarto, dr Spesialis Anak sekaligus Pendiri dan Pembina Milis Sehat).

Antibiotik spektrum luas contohnya tentrasiklin, efektif terhadap berbaai jenis bakeri, baik bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif.

Adapun antibiotik spektrum sempit penisilin dan isoniazid, efektif hanya pada bakteri tertentu. Ketidakrasionalan itu beragam, mulai dari menggunakan antibiotik dengan jenis tidak tepat, dosis tidak tepat, frekuensi keliru, hingga waktu konsumsi terlalu lama atau cepat, mengurangi efikasi antibiotik sebagai pembunuh bakteri.

Purnamawati menyatakan bahwa anak merupakan populasi yang paling sering terpapar antibiotik tidak rasional misalnya saat demam, radang tenggorokan dan diare akut. Padahal ketiga kondisi itu umumnya ringan, bisa sembuh sendiri dan tidak membutuhkan antibiotik jika akibat virus.

Namun antibiotik dapat digunakan pada infeksi bakteri seperti radang telinga, radang paru, infeksi saluran kemih dan meningitis.

Menurut Iwan serta Guru Besar Ilmu Ekonomi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Ascobat Gani menyatakan terapi antibiotik yang tidak efektif menimbulkan masalah resistensi (kekebalan) kuman serius.

Bakteri mampu bermutasi sehingga tahanterhadap antibiotik. Resistensi memunculkan superbug yaitu bakteri yang tidak dapat dibunuh oleh antibiotik yng paling mutakhir. Kuman yang sudah resisten dapat menginfeksi siapa pun dan menyebabkan sakit lebih berat serta memperbesar resiko kematian. Untuk membasmi kuman ini perlu antibiotik lebih kuat dan harganya mahal.

Purnawati berpendapat, untuk setiap obat tanyakan kandungan aktif obat, cara kerjanya, kondisi yang mengindikasikan harus meminum obat itu, cara pakai dan risiko efek samping serta kondisi yang merupakan kontraindikasi obat itu, termasuk saat diresepkan antibiotik.

Lihat video ”Gunakan Antibiotik Secara Cermat”

*)referensi : Kompas ,Selasa, 5 April 2011

Baca Juga Yang Ini: